Setelah turun
dari Pegunungan Arfak, kami langsung menuju ke penginapan Century Inn di
Kabupaten Manokwari. Setelah sampai di penginapan kami langsung mengambil kunci
kamar sesuai pembagian kamar yang telah diatur oleh pihak Econusa, rupanya saya
sekamar dengan Kaka Natalis Yewen. Setelah mengambil kunci kamar dan menaruh
barang di kamar, saya langsung mandi dan istirahat sejenak di kamar sembari
menunggu waktu makan malam. Setelah makan malam saya dan beberapa teman
memutuskan untuk berjalan kaki menikmati kota Manokwari, kami pun berjalan ke arah
sanggeng untuk makan bakso. Setelah dari sanggeng kami ke Pujasera(pusat
jajanan selera rakyat) laut menikmati aroma pantai dimalam hari setelah
seminggu berada di pegunungan. Setelah dari Pujasera kami langsung balik ke
hotel untuk beristirahat karena besok hari minggu. Namun sebelum istirahat,
saya menunggu seorang kenalan bernama Robi datang mengambil daun bawang dan juga membuat
janji untuk besok kami beribadah bersama-sama.
Hari minggu
subuh saya sudah terbangun jam 5 pagi, saya lalu duduk di lobi hotel sembari
menunggu langit terang. Setelah langit terang saya langsung keluar menikmati
udara pagi hari kota Manokwari, sambil duduk di depan lobi Kaka Defan (Stevani
Peday) dan Jeklin tampaknya hendak pergi ibadah subuh (ibadah jam 6) kamipun
bersalaman kemudian mereka pergi dan saya masuk untuk menikmati sarapan yang
sudah dihidangkan di meja makan. Setelah sarapan saya langsung mandi dan
bersiap-siap untuk pergi ibadah, setelah Kaka Defan dan Jeklin pulang ibadah
saya langsung meminjam Alkitab milik Jeklin kemudian menunggu dijemput. Tidak lama
kemudian Robi menjemput dan kami pergi beribadah di GBGP Golgota, Angkasa
Mulyono.
Baca Juga
PEGUNUNGAN ARFAK YANG MEMPESONA
Setelah pulang ibadah kami berdua singgah makan es buah sebelum ke
hotel, sesampainya saya di hotel ternyata beberapa
teman-teman sedang bersiap-siap ke Pulau
Mansinam. Saya pun diajak kesana, tetapi sebelum kesana kami mengikuti
penjemputan pendeta baru di GKI Elim Kwawi terlebih dahulu lalu ke Mansinam,
kami berkunjung ke mansinam hingga sore lalu balik menggunakan perahu ke pantai
BLK agar lebih dekat ke penginapan.
Selama di
Manokwari, kami berakitiftas dari jam 8 pagi hingga 5 sore di dalam ruangan
menjalani serangkaian kegiatan seperti evaluasi live-in, debriefing, merancang
proyek advokasi, serta prakter diplomasi. Pada senin (17/9/2018)kami menjalani
evaluasi live-in dan dinamika kelompok. Kami juga diminta menggambar sungai
kehidupan untuk merefleksikan berbagai pengalaman sebagai bagian dari proses
pembelajaran selama meyatu dengan masyarakat di pegunungan arfak. Selain itu
kami juga diminta menuliskan kelebihan yang dimiliki masing-masing peserta yang
ditulis pada kertas yang ditempelkan di belakang punggung.
Selanjutnya pada
selasa-rabu (18-19/9/2018) kami dipandu Yulia Sugandhi, Dosen Fakultas Ekologi
Manusia IPB untuk debriefing. Kegiatan ini merupakan pendalaman setelah
live-in, debriefing merupakan proses membimbing suatu refleksi pengalaman,
sebagai proses pemaknaan pengalaman yang dilakukan.
Lalu pada kamis (20/9/2018)
kami dibagi kedalam 4 kelompok sambil menonton video advokasi, lalu menuangkan
ide kreatif menjadi video singkat yang membahas permasalahan yang kami alami
selama live-in di pegunungan arfak. Di kelompok ini saya bersama Yosina, Eka
Meynia dan Yuri.
Lalu pada Jumat (21/9/2018) kami dibagi kedalam 10 kelompok
yang sama seperti saat Live-in di Pegunungan Arfak, kami diminta membuat tabel
berisi permasalahan lalu dihubungkan antar satu masalah dengan masalah yang
lain, kami dipandu oleh Mufti Fathul Barri dari Forest Watch Indonesia dalam
merancang proyek advokasi.
Pada hari Sabtu (22/9/2018) kami membuat kertas
kerja untuk praktek kelas diplomasi yang dibina dan diarahkan oleh panitia,
kami diminta untuk membuat sebuah powerpoint yang isinya mengenai latar
belakang permasalahan di pegunungan arfak, akar masalah, rekomendasi dan solusi
kami buat. Lalu ada juga sesi sehari bersama Mas Eko Cahyono seorang dosen
Ekologi di Fakultas Kehutanan IPB
dan
aktivis lingkungan di seyogyo institute dan juga bersama kak Pitsau yang
merupakan aktifis di Papua.
Hari minggu (23/9/2018) kami libur, sayapun
berkunjung ke keluarga saya di amban dan pergi ke pantai. Ternyata di pantai
teman-teman saya juga ada disana, malam hari baru saya balik ke hotel untuk
bergabung bersama kelompok diplomasi saya. Senin (24/9/2018) kami mengikuti
kelas diplomasi yang dipandu oleh kakak Andhyta Ferselly Utami (AFU) dan
Biondi Sima (Biondi) dari Indonesian Youth
Diplomacy (IYD) adapun materi yang berikan seperti public speaking, writing,
dan negosiasi. Ada juga materi mengenai pengantar perubahan iklim yang
disampaikan kak Afu, kami juga dibagi 2 kelompok untuk dilatih public speaking.
Dihari selasa (25/9/2018) kami melakukan simulasi pokja(kelompok kerja) dengan pembahasan
peraturan daerah khusus untuk penetapan provinsi menjadi provinsi konservasi
berkelanjutan. Simulasi ini dipandu kak Afu dan Biondi, kami juga mempelajari
writing skill, digital diplomacy, dan ZOPA (Zone of Possible Agreement) dalam
sesi inilah lahir Dewan Adat Ilmu Hitam yang diketuai kaka Natalis Yewen.
Baca Juga
DARI KLHK HINGGA SEKRETARIAT THE JAKMANIA
Pada Rabu
(26/9/2018) kami mengunjungi masing-masing instansi yang sudah dibagi, saya
bersama kelompok dewan adat ilmu hitam mengunjungi Dewan Perwakilan Rakyat
Papua Barat (DPR-PB) untuk melakukan diplomasi. Kelompok kami ada 7 orang yakni
saya, kaka Natalis, Merij, Leni, Silvo, Akulian dan Daud. Kami ditemani kak Afu
bertemu ketua
DPR PB Bapak Pieter
Konjol. Kami melakukan audiensi dengan baik serta penyerahan beberapa catatan
penting kami tentang permasalahan di pegunungan arfak.
Pada kamis (27/9/2018)
kami mengevaluasi kegiatan serta saling terbuka, ini momen yang buat saya
menangis saat kami membentuk lingkaran dan dipandu kak Ika. Serta kami juga
menyusun RTL untuk dikerjakan pasca kegiatan Eco Diplomacy.
Pada Jumat (28/9/2018) kami melakukan acara
perpisahan yang dihadiri Bang Bustar, kepala sekolah SMK Kehutanan dan Dosen
Fakultas Kehutanan Unipa Bang Jimmy Wanma, dalam kegiatan ini juga kami
menyanyikan lagu yang diciptakan Unggul. Lalu pada hari sabtu kami kembali ke
daerah masing-masing dengan pelukan dan airmata perpisahan.. siooo sayange
Comments
Post a Comment