Biak adalah
sebuah pulau di bagian utara Papua yang sering disebut kota karang panas atau
biasa disingkat Bila ingat akan kembali, merupakan ibukota dari kabupaten Biak
Numfor, Provinsi Papua. Pulau yang kaya akan keindahan pesisir pantai dan
lautnya ini juga menyimpan sejarah yang sangat panjang, mulai dari kisah suku
Biak yang dikenal sebagai Viking (bajak laut) dari papua yang suka berlayar dan
berperang hingga ke daerah Kesultanan Tidore dan Ternate pada masa lalu dan
juga tentang perang Koreri sampai kisah perang dunia ke-II.
Banyaknya lokasi wisata yang dapat
dikunjungi oleh wisatawan membuat Biak
dapat menjadi saingan Bali suatu saat nanti, di lengkapi fasilitas Bandar Udara
dan pelabuhan laut yang baik serta jalan raya yang beraspal membuat akses
transportasi mudah untuk kemana saja.
Pada tahun
1943-1945 dimana terjadi perang Dunia ke-II antara sekutu dan pasukan Jepang,
Pulau Biak yang merupakan lokasi strategis di kawasan pasifik juga menjadi
medan perang bagi kedua bela pihak, ada satu lokasi yang menyimpan keganasan
perang Dunia di Pulau ini, yaitu Goa Jepang atau Goa Binsari.
Goa ini
dinamakan Binsari diambil dari nama goa alam “Abiab Binsari” yang telah dikenal
masyarakat sebelum perang dunia ke-II, goa binsari dahulu digunakan masyarakat
karena terdapat sumber air. Menurut kepercayaan masyarakat goa ini dihuni oleh
seorang nenek tua sehingga disebut Binsari dimana nenek ini kadang-kadang
terlihat dan tidak terlihat.
Untuk sampai ke
tempat ini ada 2 pilihan jalur yang pertama Sekitar 3 KM dari Pusat kota kita
sudah bisa menemukan tempat ini dengan estimasi waktu perjalanan menggunakan
kendaraan pribadi 10-15 menit, jika anda memakai taksi maka harus menggunakan
jasa ojek lagi dari kompleks perumahan
baru kampung sumberker dekat Kompi Senapan C ARVITA Biak. Kedua, melewati jalur
karang mulia yang nantinya bisa melihat pemandangan melalui ketinggian Pintu
Angin yang menghadap langsung ke Bandara Frans Kaisiepo dan Lautan
Melewati kampung
Sumberker hingga tiba di kampung wisata Goa Binsari memang tidak susah apalagi
bagi anda yang baru pertama kali ke Kota Biak karena sudah terdapat di papan
penunjuk jalan, masyarakat Biak lebih mengenalnya sebagai Goa Jepang karena
lebih mudah dikenal, situs wisata ini dikelola oleh masyarakat pemilik tempat
yakni keluarga Rumaropen.
Ketika masuk
halaman depan anda akan disuguhkan dengan peninggalan-peninggalan perang
seperti Bom, Senjata hingga bangkai mobil dan pesawat pada saat perang dahulu
yang sudah berkarat, di dalam museum
mini terdapat beberapa pistol dan kalung serta pakaian dan perlengkapan makan-minum
dan obat-obatan. Menurut Pengelola masih
banyak lagi peninggalan yang dahulu ada namun telah dicuri dan dijual sebagai
bestu(Besi Tua) padahal benda-benda ini memiliki nilai sejarah yang sangat
tinggi. Ada juga satu ruangan khusus yang menyimpan tulang-belulang tentara
Jepang.
Dikelilingi
pepohonan yang rimbun membuat Goa ini masih terjaga keaslianya yang alami, ditumbuhi
lumut yang berwarna hijau serta mulut goa khas batu karang berdiameter sekitar
30 Meter persegi itu akan membuat siapa saja yang datang akan takjub, ada juga
monument Pagar yang dibangun oleh pasukan infantri timur Jepang pada Juni 1989
untuk mengenang korban di Irian (sekarang Papua).
Jalan
memasuki dasar Goa akan melewati anak tangga sebanyak 80an, didalam Goa Nampak
benda-benda peninggalan perang semua sudah diangkut ke atas goa. Dipastikan
pengunjung akan terpesona dengan keindahan alam Doa Binsari yang kaya akan
nilai sejarah tersebut.
Saat terjadinya
perang karena lokasi Goa yang stategis berada di ketinggian sehingga mudah
untuk melakukan pemantauan ke pantai dan laut membuat goa Binsari menjadi pusat
logistik bagi tentara Jepang, dipimpin Kolonel Naoyuke Kusume ada sekitar 3000
pasukan jepang dibawah komandonya. Setelah Amerika mengetahui bahwa wilayah
Binsari merupakan pusat logistik tentara Jepang maka Amerika menjatuhkan
serangan Bom pada 7 Juni 1944 yang menyebabkan seluruh pasukan Jepang meninggal
dunia akibat serangan itu.
Wisatawan yang hadir ada dari local hingga
mancanegara, jumlah pengunjung perharinya berkisar 10-15 orang,dibuka mulai jam
8 pagi hingga 6 sore dan bagi anda yang mau berkunjung jangan khawatir soal
biaya karena situs wisata Goa Binsari tidak dikenakan biaya alias gratis.
(armandho)
tulisan ini sudah pernah terbit di media online Papualives.com
Tambahkan lebih banyak gambar biar makin menarik untuk di baca
ReplyDelete