Kam ada yang ingat tanggal dan bulan hari
ini tidak ?
Ini hari bersejarah
Pada tahun (65), 28 juli
markas arfai dibongkar oleh laskar Papua, kami tentara sapurata batalyon
kasuari berjanji tetap berjuang sampai akhir merdeka...
Yamewero yabe Women Kakero , Imbo Yan ke Yan bayo ,
Yana ke Yana bayo...
JAMARISEN YORES RO MANGGUNAYA
Kalimat
diatas adalah sebuah status yang saya lihat dari akun facebook teman saya hari
ini, kemudian saya memutar lagu “biar posko dibongkar” di youtube lalu melihat
kalender, ternyata tanggalnya sama dengan kisahnya sama dengan yang diceritakan
dalam lagu tersebut. berikut sedikit coretan saya tentang kisah tersebut:
Lagu
ini pertama kali saya dengar saat masih di timika sewaktu masih Sekolah Dasar
dan lebih sering saya dengar saat sudah memasuki bangku perkuliahan. Lagu “Yamewero”
sempat membuat saya merinding ketika mengikuti PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus
Bagi Mahasiswa Baru) tahun 2013 lalu, ketika itu lagu ini digunakan sebagai
mars dari salah satu fakultas meskipun ada beberapa lirik yang dirubah, tapi
tetaplah lagu ini ketika menggema begitu membakar semangat anak-anak Papua.
Lagu ini ternyata dinyanyikan oleh Grup Band
Legendaris Papua “BLACK BROTHERS” yang sangat fenomenal hingga akhirnya harus
keluar “mengamankan” diri dari Indonesia. Lagu ini mengisahkan tentang
penyerangan markas Arfai di Manokwari oleh Permenas Ferry Awom dan pasukannya, Ferry
Awom sendiri adalah bekas anggota batalyon Papua, sekaligus menjadi komandan
Papua di PVK (Papoea Vrijwilligers Korps). Penyerangan ini karena pasukan
Indonesia yang datang ke Manokwari melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan
bagi masyarakat (untuk diketahui bahwa pada tahun 1965 Papua belum bergabung
dengan Indonesia). Orang-orang Papua yang jalan dan terlihat agak aneh bagi
mereka (pasukan Indonesia) akan langsung dipukuli. Inilah yang membuat Ferry
Awom sangat marah, pada tanggal 28 Juli mereka menyerang Asrama Tentara yaitu Asrama
Cenderawasih di Arfai, hingga jam sepuluh pagi.
Dalam sebuah artikel terbitan Tirto.id juga menjelaskan bahwa
pada 26 Juli 1965, Awom bersama pengikutnya menembaki tiga serdadu Indonesia. Balasannya,
tulis sebuah kabel diplomatik kedubes AS di Jakarta, “Indonesia menyerang
secara brutal”.
“sehari berikutnya, para serdadu menembaki setiap orang Papua
yang mereka jumpai dan banyak orang tak bersalah, yang hanya melintas di jalan,
turut menjadi korban.”
Akibatnya adalah pada 4 Agustus 1965 Indonesia melancarkan Operasi
militer Sadar, operasi kontra pemberontakan militer Indonesia perdana di Tanah Papua.
Menurut keterangan militer Indonesia, pada 1966 pemberontak menyerang secara
ofensif ke sejumlah pos tentara Indonesia. Pasukan Papua mendapatkan dukungan
dari penduduk setempat serta dari orang-orang Papua di PVK, kepolisian, dan
PNS. Pada April 1967, pihak Indonesia mengakui Angkatan Udara memuntahkan
peluru ke Kota Manokwari, menewaskan sedikitnya 40 orang. Tindakan ini, kata
mereka, sebagai respons terhadap kelompok Awom yang mendeklarasikan
"Negara Papua Merdeka". Pada tahun yang sama, Johan Ariks, paitua
dari Arfak berumur 75 tahun, ditangkap oleh militer Indonesia setelah melakukan
perlawanan gerilya selama dua tahun di areal tersebut. Ariks meninggal di
penjara pada 1969.
Ferry Awom sendiri pada akhirnya bersama
beberapa anak buahnya menyerahkan diri dan di terima Pangdam
XVII/Cendrawasih Brigjen TNI Acub Zainal. Setelah menyerahkan diri Awom dari
berbagai cerita menerangkan bahwa dirinya dibunuh diatas kapal perang dengan
cara kedua tangan dan kaki diikat lalu ditembak dan dibuang kelaut teluk
Doreri.
Meskipun
Ferry Permenas Awom sudah meninggal beberapa puluh tahun yang lalu, namun kisah
pemberontakan dan perlawanan di markas Arfai akan terus hidup dan diingat oleh
generasi muda Papua.
"Tidak ada
batasan dalam perjuangan ini sampai mati. Kita tidak bisa acuh tak acuh
terhadap apa yang terjadi di mana pun di dunia, karena kemenangan oleh negara
manapun atas imperialisme adalah kemenangan kita; seperti kekalahan setiap
negara adalah kekalahan bagi kita semua." - Che Guevara
dirangkum dari berbagai sumber
Wah terimakasih untuk mengingatkan kita semua lewat tulisan ini. Apalagi, hari ini pas sesuai kalender. Trus bersamaan kita kehikangan salah satu visionary leader yang vocal yaitu Mr. John Taluk Tekwie.
ReplyDeleteSemoga kita terus mengamalkan peristiwa - peristiwa penting ini terus menerus!
Sering lihat Mando pu tulisan, tapi tra pernah baca sampai selesai. Ternyata andalan sekali, misalnya yg ini. Sa jadi tahu kejadian di Arfai 🖒, Tuhan berkati Mando 🙏
ReplyDeleteSejarah membuktikan bahwa kami sudah punya pemerintahan sendiri, tetapi indonesia memutarbalikan fakta yang terjadi.
ReplyDeletePokonya terimakasih kaka, su menambah pemahaman. ✊🏽🇨🇺
ReplyDeleteSemangat tetap berkobar dlm hati sampai M
ReplyDelete