Skip to main content

Featured

41 Hari (Puisi)

41 HARI Kaimana... Orang mengenalnya sebagai kota senja.. Tapi bagiku, kota penuh sejarah... Dengan beribu kisah Bagaikan uniknya kolam sisir Begitupula eksentriknya tanah air Inilah cinta yang Fitri Sebagai harapan adanya Gentrifikasi Indahnya Namatota bagai Bagaskara... Begitu eloknya Triton nan Baswara Harapan rakyat jelampah Lara muak Sadrah  Sanubariku terus dirundung  Bagaimana harapan temaram Tetapi weharima di kampung-kampung Terus dijaga tanda tak karam Pesona Kiruru menuju Bamana  Terus menerus hadir di isi kepala Kehidupan di Lakahia  Serta Omba Nariki jadi saksi hari bahagia Murano, Lumira dan Nanggaromi terus menanjak Pertanda raga tak sampai puncak Indurasmi menemani malam di Mai-mai Serta Kamaka dengan Swastamita yang permai Tak Lupa kisah Kayu merah penuh toleransi  Genggam erat cinta di kaki gunung Emansiri Inilah kehidupan di tanah Nugini Kisah tentang 41 hari... Adrenalin berpacu di Tanjung Nabima Tentang rasa dan asa Untuk semua orang baik Tu...

RIMBA SAGU

RIMBA SAGU

lirik Lagu RIMBA SAGU
Cipt : Arnold C Ap (Mambesak)



Salah satu tumbuhan yang mampu hidup terus di musim kemarau yang panjang |
Tak perlu pengairan juga tak perlu pupuk |
pohon sagu mampu tahan lama |
Sadarlah, sadarlah manusia penghuni bumi yang penuh rimba sagu .......
Sagu.... Sagu.... Sagu...
daunnya yang hijau melambangkan kesegaran hari esok yang cerah
Sadarlah, sadarlah manusia penghuni bumi yang penuh rimba sagu .......
Sagu.... Sagu.... Sagu...


Diatas adalah Lagu Karya Legenda sekaligus Bapak Budayawan Papua Arnold C Ap yang berkisah tentang hutan Sagu di Papua.
Sagu merupakan tanaman yang mampu hidup di Saat kemarau, pohon Sagu juga mampu memenuhi kebutuhan dasar Manusia yaitu Pangan dan Papan. Beberapa rumah adat di Papua memakai daun pohon sagu sebagai atap dan pelepah sebagai dinding rumah. Soal makanan, sagu kini sudah diolah ke berbagai bentuk variasi makanan. Paling terkenal adalah Papeda dan pempek di Palembang.

Kembali ke Lirik Lagu diatas, tuan Arnold C Ap mengisahkan bahwa pohon sagu mampu bertahan hidup di musim kemarau, tak perlu pengairan seperti sawah (Padi) dan juga tak perlu pupuk. Kemudian pohon sagu mampu hidup lama, sekali tokok pohon sagu mampu memberi makan sekeluarga sampai berbulan-bulan. Namun sekarang khusunya di Papua banyak Hutan sagu mulaih beralih fungsi, ada yang menjadi Kebun sawit, perumahan, perkantoran dan lain sebagainya.

Apa yang harus kita lakukan?
Mari lindungi hutan-hutan sagu yang tersisa, dulu kita sering mendengar kata kakek saya "Cucu di dusun sana pohon sagu banyak, bisa makan lama" namun apakah dusun itu masih ada?

Beberapa lalu Chef Jungle Papua kaka Charles Toto lewat Change.org mengkampanyekan pembuatan Perda untuk melindungi hutan sagu, suatu keberanian yang patut kita dukung. Lantas bagaimana dengan kita?

Kawan ko su makan sagu bakar k blum?
Su makan sinole k blum? Atau Papeda?
Atau mau makan pempek dari Palembang?

Selamat hari sagu 21 Juni 2019 

Comments

Popular Posts