Kertas
sejak dahulu kala bisa dikatakan sebagai salah satu benda yang melekat dengan
manusia, ketika seorang bayi lahir identitasnya akan ditulis perawat pada
kertas sebagai sebuah laporan kelahiran. Ketika sang bayi tadi tumbuh menjadi
balita dia akan mulai diajarkan mencoret-coret ataupun menggambar pada sebuah
kertas, begitu pula ketika ia mulai
masuk dunia pendidikan dia pastinya akan belajar dan menulis serta membaca pada
sebuah buku yang terdiri dari rangkaian beberapa kertas. Bahkan, untuk
menyelesaikan pendidikannya juga masih berhubungan dengan kertas. Selesai
menempuh pendidikanpun akan diberikan sebuah kertas bernama Ijazah.
Waktu
kecil kita pasti pernah bermain kapal-kapalan atau membuat pesawat dari kertas?
Atau bermain permainan SOS disebuah kertas, bermain monopoli ataupun ular
tangga, dan masih banyak lagi permainan yang kita mainkan lewat media kertas. Masa-masa
sekolahpun identik dengan kertas, mulai dari awal belajar menulis, mencatat
pelajaran,membaca, mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan soal ulangan, soal
ujian, sampai melihat hasil kelulusan dan tanda menyelesaikan pendidikanpun
semua dari sebuah kertas.
Bahkan mereka yang dahulu belum memakai
telepon genggam ataupun smartphone seperti saat ini dulu pasti memakai kertas
untuk menulis surat kepada kekasih mereka, menulis surat-surat cinta,
puisi-puisi romantis, sampai nanti surat
akta pernikahan pun dibuat didalam selembar kertas.
Tidak
hanya tentang masa kecil, sekolah dan romantisme saja yang berhubungan dengan
kertas, perjuangan-perjuangan pembebasan sebuah bangsa atau negarapun sangat
erat kaitannya dengan kertas. Saat Bung Hatta dipengasingan ia membawa beberapa
buku dalam peti untuk dibaca,buku mampu menemani tokoh hebat seperti Bung Hatta
saat diasingkan, atau juga Tan Malaka maupun Syahrir yang gemar membaca buku.
Tidak hanya di dalam negeri, tokoh revolusioner Kuba asal Argentina Che Guevara
adalah sosok yang sangat dikagumi hampir diseluruh dunia, dia juga adalah sosok
yang suka menulis setiap catatan perjalanannya di kertas yang tersusun menjadi
sebuah buku. Atau bangsa kita Indonesia yang memproklamirkan kemerdekaannya
pada 1945 yang dimana teks proklamasi yang diucapkan Bung Karno adalah ketikkan
Sayuti Melik dalam selembar kertas.
Tidak
hanya sampai disitu, dari sisi ekonomi uangpun memiliki posisi yang cukup
vital. Pencatatan Laporan-laporan
keuangan pasti dibuat memakai kertas, nota atau kwitansi hingga alat pembayaran
pada umumnya pun memakai uang kertas.
Kertas
memang hanyalah sebuah kertas, tapi kertas memiliki makna dan sebuah bentuk
pencapaian dari setiap manusia. Gunakan kertas dengan bijak, jangan berlebihan
tetapi sesuai dengan pemanfaatannya karena dengan bijak menggunakannya kita
tidak hanya menghargai si kertas tapi juga sang Pohon.
Saat
ini kertas memang sudah memiliki saingan dari dunia elektronik dimana banyak
orang telah menggunakan gadget dan laptop untuk membuat sebuah dokumen, begitu
juga banyak orang mulai beralih dari membaca buku ke membaca buku elektronik
(e-book). Namun, ini tidak serta merta mengurangi atau menghilangkan fungsi
kertas karena kebutuhan akan kertas masih cukup tinggi. Sampai disini ada
sebuah pertanyaan untuk kita semua, masihkah kita berkawan dengan kertas? Dan
masihkah kalian ingat kenangan apa saja yang kalian dapatkan dari kertas? Ingat
ijazah kita masih dibuat dari kertas, akta kelahiran dan kematian serta akta
pernikahan juga masih terbuat dari kertas!
memanglah kertas itu jikalau kita mengartikan banyak seklai makna yang tersirat dari kertas itu sendiri, apalagi ini kertas teman manusia penuh makna sungguh mengesankan, terimakasih salam dari webillian.com
ReplyDelete