Skip to main content

Featured

Cerita Perjalanan: Sorong-Pomako (Bagian 1)

 120 JAM Berlayar Bersama Sabuk Nusantara 75 Rabu sore (28/8) usai berkunjung ke keluarga di pulau Doom, saya lalu mampir untuk makan es pisang ijo di belakang kantor PLN Kota Sorong. Kebetulan yang menjualnya adalah teman lama saya saat bekerja di Tambrauw, namanya Noritha Fentiana Murafer. Usai menyantap 2 porsi es pisang ijo saya langsung pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah, saya lalu membereskan barang-barang kedalam 2 ransel "teman hidup" saya. Kemudian makan dan mandi, setelah beres saya lalu berpamitan dan menuju ke pelabuhan menggunakan angkutan umum. Saat sampai di pelabuhan sekitar jam 7.30 malam, ternyata kapal belum masuk. Saya akan berlayar menggunakan KM. Sabuk Nusantara 75 dari Sorong ke Pomako (Mimika). Pelayaran ini memiliki rute Sorong-Yellu- Bula- Geser- Goram- Fakfak- Karas- Kaimana- Lobo- Pomako. Artinya kami akan menyinggahi 8 pemberhentian sebelum sampai ke pelabuhan tujuan saya. Setelah menunggu beberapa saat, tidak lama kemudian kapal pun sandar

KERTAS, TEMAN MANUSIA PENUH MAKNA


Kertas sejak dahulu kala bisa dikatakan sebagai salah satu benda yang melekat dengan manusia, ketika seorang bayi lahir identitasnya akan ditulis perawat pada kertas sebagai sebuah laporan kelahiran. Ketika sang bayi tadi tumbuh menjadi balita dia akan mulai diajarkan mencoret-coret ataupun menggambar pada sebuah kertas,  begitu pula ketika ia mulai masuk dunia pendidikan dia pastinya akan belajar dan menulis serta membaca pada sebuah buku yang terdiri dari rangkaian beberapa kertas. Bahkan, untuk menyelesaikan pendidikannya juga masih berhubungan dengan kertas. Selesai menempuh pendidikanpun akan diberikan sebuah kertas bernama Ijazah.

Waktu kecil kita pasti pernah bermain kapal-kapalan atau membuat pesawat dari kertas? Atau bermain permainan SOS disebuah kertas, bermain monopoli ataupun ular tangga, dan masih banyak lagi permainan yang kita mainkan lewat media kertas. Masa-masa sekolahpun identik dengan kertas, mulai dari awal belajar menulis, mencatat pelajaran,membaca, mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan soal ulangan, soal ujian, sampai melihat hasil kelulusan dan tanda menyelesaikan pendidikanpun semua dari sebuah kertas.
 Bahkan mereka yang dahulu belum memakai telepon genggam ataupun smartphone seperti saat ini dulu pasti memakai kertas untuk menulis surat kepada kekasih mereka, menulis surat-surat cinta, puisi-puisi romantis,  sampai nanti surat akta pernikahan pun dibuat didalam selembar kertas.
Tidak hanya tentang masa kecil, sekolah dan romantisme saja yang berhubungan dengan kertas, perjuangan-perjuangan pembebasan sebuah bangsa atau negarapun sangat erat kaitannya dengan kertas. Saat Bung Hatta dipengasingan ia membawa beberapa buku dalam peti untuk dibaca,buku mampu menemani tokoh hebat seperti Bung Hatta saat diasingkan, atau juga Tan Malaka maupun Syahrir yang gemar membaca buku. Tidak hanya di dalam negeri, tokoh revolusioner Kuba asal Argentina Che Guevara adalah sosok yang sangat dikagumi hampir diseluruh dunia, dia juga adalah sosok yang suka menulis setiap catatan perjalanannya di kertas yang tersusun menjadi sebuah buku. Atau bangsa kita Indonesia yang memproklamirkan kemerdekaannya pada 1945 yang dimana teks proklamasi yang diucapkan Bung Karno adalah ketikkan Sayuti Melik dalam selembar kertas.
Tidak hanya sampai disitu, dari sisi ekonomi uangpun memiliki posisi yang cukup vital.  Pencatatan Laporan-laporan keuangan pasti dibuat memakai kertas, nota atau kwitansi hingga alat pembayaran pada umumnya pun memakai uang kertas.
Kertas memang hanyalah sebuah kertas, tapi kertas memiliki makna dan sebuah bentuk pencapaian dari setiap manusia. Gunakan kertas dengan bijak, jangan berlebihan tetapi sesuai dengan pemanfaatannya karena dengan bijak menggunakannya kita tidak hanya menghargai si kertas tapi juga sang Pohon.
Saat ini kertas memang sudah memiliki saingan dari dunia elektronik dimana banyak orang telah menggunakan gadget dan laptop untuk membuat sebuah dokumen, begitu juga banyak orang mulai beralih dari membaca buku ke membaca buku elektronik (e-book). Namun, ini tidak serta merta mengurangi atau menghilangkan fungsi kertas karena kebutuhan akan kertas masih cukup tinggi. Sampai disini ada sebuah pertanyaan untuk kita semua, masihkah kita berkawan dengan kertas? Dan masihkah kalian ingat kenangan apa saja yang kalian dapatkan dari kertas? Ingat ijazah kita masih dibuat dari kertas, akta kelahiran dan kematian serta akta pernikahan juga masih terbuat dari kertas!

Comments

  1. memanglah kertas itu jikalau kita mengartikan banyak seklai makna yang tersirat dari kertas itu sendiri, apalagi ini kertas teman manusia penuh makna sungguh mengesankan, terimakasih salam dari webillian.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts