Skip to main content

Featured

Catatan Carlyno #1

  Mereka yang memiliki otoritas sengaja memelihara konflik dan membuat orang Papua dengan orang Papua sendiri saling membunuh, saling membenci, saling mendengki. Orang Papua tidak dipunahkan secara eksternal tetapi juga internal, pembiaran ini akan berdampak sampai dimana konflik antar sesama orang Papua. Lalu mereka yang menciptakan dan memelihara konflik akan dengan santainya menjual isu ke dunia luar bahwa mereka hadir sebagai pembawa kedamaian. Orang-orang tidak akan lagi melihat akar konflik, tidak akan lagi menarik benang merah konflik. Tetapi akan langsung mengambil sebuah kesimpulan, tentang tragedi berdarah yang tercipta tanpa penyelesaian yang terarah ke perdamaian. Andholyno

Family is The Answer

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan saya sebelumnya yang berjudul 'Bapak Berduet, Anak Berduel', setelah melewati 2 hari (8-9/3) pemalangan kampus akhirnya pada hari Senin (12/3) Rektor UNCEN Dr.Ir Apolo Safanpo,ST,MT hadir di gapura kampus Warna tepat jam 8 pagi, di dampingi Para Pembantu Rektor 1-4 dan beberapa dekan serta pembantu dekan, staff dosen dan pegawai serta Mahasiswa/i. Namun, lagi-lagi demo kali ini juga masih diawasi oleh aparat keamanan dari PolRes Jayapura dengan peralatan lengkap.

Para staff dan pegawai langsung menggeser pagar yang dipakai memalang kampus, setelah terbuka yang harus diselesaikan adalah Batu dan kayu yang sudah ditabur disepanjang jalan naik kampus.

Para pendemo pun hadir dibawah gapura UNCEN meminta menyelesaikan persoalan dengan Bapak Rektor, orasi dari para orator pun dilakukan dengan semangat di depan Bapak Rektor bersama Para pimpinan lainnya. Setelah melalui orasi dari para Pimpinan Mahasiswa dilanjutkan dengan penjelesan dari Bapak Rektor yang juga memakai megaphone.

Rektor dalam penjelasannya mengatakan bahwa soal MoU tersebut itu adalah kerjasama antara Fakultas Hukum dengan Pihak Polda, namun karena antar institusi maka yang menandatangani adalah Rektor sebagai pimpinan lembaga UNCEN dengan Kapolda.

Kerjasama itu juga untuk memudahkan polisi yang mau kuliah di UNCEN lewat kelas khusus dan mahasiswa UNCEN yang mau PKL atau Magang di instansi kepolisian. Namun Rektor bersama tim dari Fakultas Hukum siap mengkaji point-point di dalam MoU bahkan rektor siap mencabutnya.

"Anak-anak tolong Percayakan kepada Bapak, kita akan kaji hari ini dan besok Bapak ketemu Kapolda" ungkap Rektor termuda sepanjang sejarah UNCEN.

Rektor juga meminta aparat keamanan untuk menarik diri dari depan lingkungan Gapura UNCEN agar para mahasiswa tidak takut untuk ke kampus.

Rektor bersama para pendemo yang meminta Pencabutan MoU dengan Pihak Polda pun bersepakat membuka palang kampus dan aktivitas akademik mulai dilanjutkan, diawali dengan mobil dinas Rektor dan Pembantu Rektor III yang menuju ke kampus diikuti para Staff Dosen, Pegawai dan Mahasiswa.

Dalam Dinamika pemalangan kampus kali ini penulis mengambil kesimpulan 2 kesimpulan. Pertama, bahwa menyelesaikan masalah secara Bapak & Anak (Keluarga) di UNCEN itu sangat berhasil untuk kedua bela pihak. Yang kedua, apapun dan bagaimanapun masalahnya Jalinan Komunikasi antar pimpinan lembaga dan pimpinan mahasiswa harus selalu lancar guna mendorong tercapainya Kemajuan di Universitas Cenderawasih.

Rektor dan Mahasiswa itu adalah orang tua dan anak, kita adalah keluarga besar yang memiliki dan adalah jawaban bagi Tanah Papua

Akhir dari tulisan ini, penulis memiliki pesan kepada pembaca agar jangan selalu menjustifikasi pemalangan kampus sebagai hal negatif, tetapi coba disimak karena aksi-aksi pemalangan kampus juga sering menuntut hak-hak Mahasiswa dan Rakyat yang ditindas.

Hidup Mahasiswa...!!
Hidup UNCEN....!!!

PAPUA.... MERDEKA..!!

SUARA MAHASISWA ADALAH SUARA RAKYAT!!!

Tamat.

Comments

Popular Posts