Skip to main content

Featured

Cerita Perjalanan: Sorong-Pomako (Bagian 1)

 120 JAM Berlayar Bersama Sabuk Nusantara 75 Rabu sore (28/8) usai berkunjung ke keluarga di pulau Doom, saya lalu mampir untuk makan es pisang ijo di belakang kantor PLN Kota Sorong. Kebetulan yang menjualnya adalah teman lama saya saat bekerja di Tambrauw, namanya Noritha Fentiana Murafer. Usai menyantap 2 porsi es pisang ijo saya langsung pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah, saya lalu membereskan barang-barang kedalam 2 ransel "teman hidup" saya. Kemudian makan dan mandi, setelah beres saya lalu berpamitan dan menuju ke pelabuhan menggunakan angkutan umum. Saat sampai di pelabuhan sekitar jam 7.30 malam, ternyata kapal belum masuk. Saya akan berlayar menggunakan KM. Sabuk Nusantara 75 dari Sorong ke Pomako (Mimika). Pelayaran ini memiliki rute Sorong-Yellu- Bula- Geser- Goram- Fakfak- Karas- Kaimana- Lobo- Pomako. Artinya kami akan menyinggahi 8 pemberhentian sebelum sampai ke pelabuhan tujuan saya. Setelah menunggu beberapa saat, tidak lama kemudian kapal pun sandar

CERPEN (1) OSCAR DAN ALEX



Pada suatu siang yang panas, Oscar yang merupakan  anak perantauan dari Pulau Biak dan juga seorang Mahasiswa  sebuah  perguruan tinggi di kota Jayapura pulang dari kampus dengan sangat lelah, dia bertemu dengan seorang anak kecil berusia kira-kira 8 tahun berparas pegunungan tengah Papua di pinggiran toko sedang duduk membaca koran dengan terbatah-batah.

Oscar yang heran melihat anak itu begitu serius membaca Koran tersebut pun bertanya kepada anak itu
“ade ko pu nama siapa?”.
 Lalu anak kecil itu menoleh ke arah Oscar sepintas lalu kembali membaca lagi, Oscar yang sangat penasaran lalu menghampiri anak itu dan duduk disampingnya sambil melihat apa yang sebenarnya dibaca anak tersebut.

Ternyata dia sedang membaca tulisan dengan topik olahraga sepakbola, Oscar kembali bertanya
“ade ko pu nama siapa?”
anak kecil itu langsung menjawab dengan pandangan tetap pada isi Koran itu
 “sa nama Alex kaka”.

Oscar lanjut bertanya
“ko skolah dimana?”
anak itu pun melipat Koran dan menundukkan wajahnya sebentar lalu menjawab “sa tra skolah kaka, sa bantu-bantu mama kumpul makanan sisa untuk kas makan babi sama bikin kebun saja”.

Oscar kaget dengan jawaban anak itu, mereka berdua pun terlibat perbincangan Selama beberapa menit hingga akhirnya Oscar membeli gorengan dan membuat janji dengan Alex agar keesokan harinya mereka berdua dapat kembali bertemu di tempat tersebut.

Oscar pulang ke kosnya dengan sebuah pertanyaan utama di dalam benaknya, ‘jika ade itu tidak sekolah, lantas bagaimana keadaan Papua kedepan?’
timbullah sebuah ide di dalam pikirinnya yang juga sekaligus menjadi sebuah jawaban dari pertanyaan tadi. Dirinya akan membantu Alex untuk sering belajar membaca, menghitung dan menulis di kosnya.

Matahari mulai terbit dari ufuk timur, Oscar bangun pagi dan beraktivitas seperti biasanya. Berdoa pagi, menyimpan kamar lalu sarapan dan langsung ke kampusnya. Tetapi perasaan dalam hatinya berbeda di hari itu, dia berharap perkuliahan bisa cepat selesai agar ia bisa segera bertemu Alex.

Setelah selesai kuliah dirinya langsung ke tempat dimana kemarin dia bertemu bocah kecil itu. Tampak dari kejauhan Alex sedang duduk sambil bercerita bersama beberapa teman-temannya, Oscar langsung menghampiri mereka dan menanyakan kabar serta mengajak Alex untuk ke kostnya.

Mereka pun berjalan bersama-sama ke arah kostnya, dalam perjalanan Oscar bertanya pada Alex
 “ade Ko su makan ka blum?”
Alex tampak malu-malu untuk menjawab, lalu Oscar berkata lagi sambil menepuk bahu Alex
“ba Alex ko su makan ka blum? Kaka baru pulang kampus jadi belum makan ini” Alex langsung menjawab
“kaka sebenarnya tadi pagi sa cuma makan pisgor saja”.
Oscar langsung berhenti di sebuah warung penjual sayur, membeli 1 ikat kangkung dan 1 buah tempe untuk pulang dimasak.

Setelah mereka berjalan sampai di kosnya Oscar, Oscar menyalahkan laptop sambil memutar sebuah  video edukasi untuk dinonton Alex. Oscar langsung memasak nasi di ricecooker serta menumis kangkung dan menggoreng tempe di dapur, setelah semuanya masak lalu Oscar dan Alexpun makan bersama.
Setelah makan barulah Oscar mulai mengajar Alex membaca, setelah sekitar 30 menitan mereka langsung menyudahi kegiatan dihari itu karena hari sudah sore dan tidak berapa lama lagi malam akan segera menghampiri.

Alex berpamitan dan berjanji besok sore dia akan langsung ke kosnya Oscar untuk belajar lagi, sebelum Alex jalan keluar dari kos Oscar memanggilnya “Alex, sabar kaka kasih ko buku satu ini ko pulang baca-baca”.

Alexpun berbalik mengambil buku tersebut sambil berkata
“trima kasih kaka, sa baca sdikit-sdikit dulu trapapa to”,
Oscarpun menjawab
 “iyo baca plan-plan, kaka tra suruh ko baca buku satu malam habis”. Mereka kemudian tertawa bersama-sama sambil Alex berjalan keluar.

Keesokan sore harinya Alex datang ke kostnya Oscar untuk belajar lagi, jam 4 sore Alex sudah berada di depan pintu kamar kost Oscar sambil mengetuk pintu “slamat sore kaka… ini ade Alex”
tidak beberapa lama kemudian Oscar membuka pintu kosnya dan berkata
“Kaka baru mo ke depan cari ko di tempat kemarin ini… mari masuk, ada keladi goreng ini deng sambal”

Sambil makan keladi goreng, Oscar bertanya pada Alex
“Alex buku yang kemarin kaka kas ko itu ko su baca kah..?
Karena mulutnya sedang mengunyah makanan Alex pun hanya menaikkan keningnya bertanda dia sudah membacanya, setelah selesai mengunyah makanan dan minum secangkir teh hangat barulah dirinya menjawab
“sa su baca tadi pagi kaka, tapi sdikit. Nanti kalo su lincah macam kaka baru sa baca 1 malam kas selesai juga jadi”
Mereka berdua pun tertawa bersama, Oscar kemudian mengambil sebuah buku tulis yang tampaknya masih baru dan sebuah pena lalu memberikannya kepada Alex.

Kali ini mereka akan belajar menulis, Alex tampak antusias dalam menulis. Tentu saja dengan bimbingan dan tuntunan Oscar, pertama-tama Alex menulis nama lengkapnya kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sehari-harinya.

Senja segera tiba, Alex berpamitan kepada Oscar untuk pulang. Namun sebelum pulang Alex berjanji besok akan membawakan Oscar sesuatu karena sudah 2 hari dirinya diberi makan.
“kax besok sa bawa makanan, kaka siapkan teh saja. Kebetulan besok dong ada bakar batu di atas jadi” ucap Alex
“ah tra usah repot-repot, ko bawah wam (babi) pu paha saja deng petatas” jawab Oscar sambil tertawa
Mereka pun menutup kegiatan belajar sederhana hari kedua sembari Alex berjalan pulang ke rumahnya dan Oscar segera mengerjakan tugas-tugas kuliahnya.

Oscar tampak bahagia memiliki teman di tanah perantauan ketika jauh dari keluarganya, tidak hanya sebagai teman tetapi juga sebagai saudara serta murid dan guru. Hari demi hari terus berlalu, kegiatan belajar sederhana antara Alex dan Oscar juga terus dilakukan hingga suatu hari Alex mengajak Oscar ke rumahnya bertemu keluarganya pada hari libur. Oscar sepakat berhubung dirinya tidak ada kegiatan di kos.

Mereka berdua kemudian pergi ke rumah Alex, dalam perjalanan melewati jalan setapak mereka pun berbincang-bincang
“Ade ko rumah ada anjing jahat k tra?” Tanya Oscar
“ah sa rumah trada anjing kaka, kalo wam (babi) boleh banyak” jawab Alex
“ko masak satu ekor kaka e…” Canda Oscar
“ba justru itu sa mo ajak kaka ke sa rumah, mama dong su rebus dari pagi pake tunggu kaka” Jawab Oscar dengan serius.
Alex pun kaget mendengar jawaban Oscar, namun dirinya mengira itu hanya candaan saja
“ba betul kah” Tanya Oscar
“iyo betul ini kax, sa berhasil baca buku yang dulu kaka kasih jadi Bapa suruh bunuh wam satu ekor kitong makan” jawab Alex sambil tersenyum.
“sio… mantap skali, kitong makan enak skalian nanti ko cerita isi buku itu kaka dengar e..” kata Oscar
“siiip kaka” jawab Alex sambil mereka terus berjalan

Mereka berdua akhirnya tiba dirumah Alex, tampak mereka berdua sudah ditunggu di rumah oleh Bapa dan Mama serta saudara-saudara Alex. Alex kemudian memperkenalkan Oscar kepada mereka, suasana kekeluargaan sangat membuat Oscar nyaman seperti di rumahnya sendiri. Mereka kemudian makan sambil bercerita hingga sore hari kemudian Oscar pamit pulang ke kosnya.

aktifitas belajar mengajar secara sederhana antara keduanya juga terus lakukan hingga Alex diterima di sebuah formal untuk mulai belajar sebagai siswa, tetapi tetap sore hari Alex akan  datang ke Oscar untuk terus belajar.

Hingga beberapa tahun kemudian Oscar wisuda dan orang tuanya datang dari kampung halamannya, Alex yang mengetahui hal itu kemudian datang bertemu Oscar untuk berterima kasih. Tidak hanya itu saja tetapi juga menceritakan kebaikan Oscar kepada kedua orang tuanya, hingga membuat kedua orang tuanya terkagum-kagum karena anaknya bukan hanya datang untuk sekedar belajar di bangku kuliah, tetapi juga mengajar di kosnya kepada Alex.

Setelah Alex bercerita tentang Oscar kepada kedua orang tua Oscar, Alex langsung bertanya kepada Oscar.
“Kaka, besok kaka su brangkat to?” Tanya Oscar
Oscar langsung menjawab
“iyo ade, kaka Bapa dong su belikan tiket kapal jadi”.
Alex langsung memegang tangan Oscar dan berkata sambil menangis
 “trima kasih kaka su ajar sa banyak hal”
Oscar tak dapat membendung lagi airmatanya, mereka berduapun berpelukan sambil menangis.

Pagi hari Oscar pun berpamitan kepada teman-teman kosnya untuk segera menuju ke pelabuhan, namun saat mau naik taksi terdengar dari kejauhan suara teriakan
“Kaka Oscar tunggu….” Bunyi teriakan itu
Oscar pun berbalik ke arah suara teriakan itu dan ternyata itu adalah Alex dan beberapa saudaranya yang sambil berlari sedang memikul sesuatu

Alex langsung menghampiri Oscar dan saudara-saudaranya sambil berkata
“Ba kam kenapa lari..?” Tanya Oscar
“ah ini kaka.. kitong bawa ini kasih kaka sebagai kenang-kenangan” jawab Alex.
Tampak 2 buah noken berukuran besar, berisi hasil bumi seperti petatas, keladi, buah labu,wortel, kentang dan sayur kol.

Alex pu terkaget-kaget atas pemberian Oscar, namun dirinya tidak berani menolak.
“ya ampun, banyak skali ade..” kata Oscar sambil geleng-geleng kepala
“ah itu Mama deng Bapa dong yang kasih, kalo yang ini sa yang kasih untuk kaka” jawab Alex sambil memberikan anak seekor anak Babi kecil yang masih memerah

Oscar semakin kaget dan heran, namun belum sempat dia berkata Alex sudah berbicara
“Wam (Babi) ini sa kas nama Leos, singkatan kaka tong dua pu nama” kata Alex sambil tersenyum.

Oscar langsung memeluk Alex sambil menangis dan berkata
“Kaka minta maaf tra bisa kasih ko apa-apa ade” kata Oscar sambil menangis
“kaka Cuma bisa kasih apa yang kaka su ajar itu saja” tambah Oscar

Mereka kemudian bersalaman lalu berpisah, Oscar segera ke pelabuhan bersama dengan keluarganya dan juga Leos anak babi pemberian Alex.

Alex juga pulang kembali ke rumahnya, dirinya sekolah di pagi hari dan setelah pulang tetap membantu orang tuanya untuk berkebun dan berternak.

Comments

  1. Sangat menginspirasi ... semoga banyak anak Papua seperti Oscar dan Alex demi masa depan Papua 😊

    ReplyDelete
  2. Armando engaku punya, cerpen sangat Bagus yahh, salam #festivalpemuda2019
    #kepulauan Riau 🙏

    ReplyDelete
  3. Sangat terinspirasi dari cerita ini.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts