Pada suatu siang yang
panas, Oscar yang merupakan anak
perantauan dari Pulau Biak dan juga seorang Mahasiswa sebuah
perguruan tinggi di kota Jayapura pulang dari kampus dengan sangat
lelah, dia bertemu dengan seorang anak kecil berusia kira-kira 8 tahun berparas
pegunungan tengah Papua di pinggiran toko sedang duduk membaca koran dengan
terbatah-batah.
Oscar yang heran
melihat anak itu begitu serius membaca Koran tersebut pun bertanya kepada anak
itu
“ade ko pu nama
siapa?”.
Lalu anak kecil itu menoleh ke arah Oscar
sepintas lalu kembali membaca lagi, Oscar yang sangat penasaran lalu
menghampiri anak itu dan duduk disampingnya sambil melihat apa yang sebenarnya
dibaca anak tersebut.
Ternyata dia sedang
membaca tulisan dengan topik olahraga sepakbola, Oscar kembali bertanya
“ade ko pu nama siapa?”
anak kecil itu langsung
menjawab dengan pandangan tetap pada isi Koran itu
“sa nama Alex kaka”.
Oscar lanjut bertanya
“ko skolah dimana?”
anak itu pun melipat
Koran dan menundukkan wajahnya sebentar lalu menjawab “sa tra skolah kaka, sa
bantu-bantu mama kumpul makanan sisa untuk kas makan babi sama bikin kebun
saja”.
Oscar kaget dengan
jawaban anak itu, mereka berdua pun terlibat perbincangan Selama beberapa menit
hingga akhirnya Oscar membeli gorengan dan membuat janji dengan Alex agar
keesokan harinya mereka berdua dapat kembali bertemu di tempat tersebut.
Oscar pulang ke kosnya
dengan sebuah pertanyaan utama di dalam benaknya, ‘jika ade itu tidak sekolah,
lantas bagaimana keadaan Papua kedepan?’
timbullah sebuah ide di
dalam pikirinnya yang juga sekaligus menjadi sebuah jawaban dari pertanyaan
tadi. Dirinya akan membantu Alex untuk sering belajar membaca, menghitung dan
menulis di kosnya.
Matahari mulai terbit
dari ufuk timur, Oscar bangun pagi dan beraktivitas seperti biasanya. Berdoa
pagi, menyimpan kamar lalu sarapan dan langsung ke kampusnya. Tetapi perasaan
dalam hatinya berbeda di hari itu, dia berharap perkuliahan bisa cepat selesai
agar ia bisa segera bertemu Alex.
Setelah selesai kuliah
dirinya langsung ke tempat dimana kemarin dia bertemu bocah kecil itu. Tampak
dari kejauhan Alex sedang duduk sambil bercerita bersama beberapa
teman-temannya, Oscar langsung menghampiri mereka dan menanyakan kabar serta
mengajak Alex untuk ke kostnya.
Mereka pun berjalan
bersama-sama ke arah kostnya, dalam perjalanan Oscar bertanya pada Alex
“ade Ko su makan ka blum?”
Alex tampak malu-malu
untuk menjawab, lalu Oscar berkata lagi sambil menepuk bahu Alex
“ba Alex ko su makan ka
blum? Kaka baru pulang kampus jadi belum makan ini” Alex langsung menjawab
“kaka sebenarnya tadi
pagi sa cuma makan pisgor saja”.
Oscar langsung berhenti
di sebuah warung penjual sayur, membeli 1 ikat kangkung dan 1 buah tempe untuk
pulang dimasak.
Setelah mereka berjalan
sampai di kosnya Oscar, Oscar menyalahkan laptop sambil memutar sebuah video edukasi untuk dinonton Alex. Oscar
langsung memasak nasi di ricecooker serta
menumis kangkung dan menggoreng tempe di dapur, setelah semuanya masak lalu
Oscar dan Alexpun makan bersama.
Setelah makan barulah
Oscar mulai mengajar Alex membaca, setelah sekitar 30 menitan mereka langsung
menyudahi kegiatan dihari itu karena hari sudah sore dan tidak berapa lama lagi
malam akan segera menghampiri.
Alex berpamitan dan
berjanji besok sore dia akan langsung ke kosnya Oscar untuk belajar lagi,
sebelum Alex jalan keluar dari kos Oscar memanggilnya “Alex, sabar kaka kasih
ko buku satu ini ko pulang baca-baca”.
Alexpun berbalik
mengambil buku tersebut sambil berkata
“trima kasih kaka, sa
baca sdikit-sdikit dulu trapapa to”,
Oscarpun menjawab
“iyo baca plan-plan, kaka tra suruh ko baca
buku satu malam habis”. Mereka kemudian tertawa bersama-sama sambil Alex
berjalan keluar.
Keesokan sore harinya
Alex datang ke kostnya Oscar untuk belajar lagi, jam 4 sore Alex sudah berada
di depan pintu kamar kost Oscar sambil mengetuk pintu “slamat sore kaka… ini
ade Alex”
tidak beberapa lama
kemudian Oscar membuka pintu kosnya dan berkata
“Kaka baru mo ke depan
cari ko di tempat kemarin ini… mari masuk, ada keladi goreng ini deng sambal”
Sambil makan keladi
goreng, Oscar bertanya pada Alex
“Alex buku yang kemarin
kaka kas ko itu ko su baca kah..?
Karena mulutnya sedang
mengunyah makanan Alex pun hanya menaikkan keningnya bertanda dia sudah
membacanya, setelah selesai mengunyah makanan dan minum secangkir teh hangat
barulah dirinya menjawab
“sa su baca tadi pagi
kaka, tapi sdikit. Nanti kalo su lincah macam kaka baru sa baca 1 malam kas
selesai juga jadi”
Mereka berdua pun
tertawa bersama, Oscar kemudian mengambil sebuah buku tulis yang tampaknya
masih baru dan sebuah pena lalu memberikannya kepada Alex.
Kali ini mereka akan
belajar menulis, Alex tampak antusias dalam menulis. Tentu saja dengan
bimbingan dan tuntunan Oscar, pertama-tama Alex menulis nama lengkapnya
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sehari-harinya.
Senja segera tiba, Alex
berpamitan kepada Oscar untuk pulang. Namun sebelum pulang Alex berjanji besok
akan membawakan Oscar sesuatu karena sudah 2 hari dirinya diberi makan.
“kax besok sa bawa
makanan, kaka siapkan teh saja. Kebetulan besok dong ada bakar batu di atas
jadi” ucap Alex
“ah tra usah
repot-repot, ko bawah wam (babi) pu paha saja deng petatas” jawab Oscar sambil
tertawa
Mereka pun menutup
kegiatan belajar sederhana hari kedua sembari Alex berjalan pulang ke rumahnya
dan Oscar segera mengerjakan tugas-tugas kuliahnya.
Oscar tampak bahagia
memiliki teman di tanah perantauan ketika jauh dari keluarganya, tidak hanya
sebagai teman tetapi juga sebagai saudara serta murid dan guru. Hari demi hari
terus berlalu, kegiatan belajar sederhana antara Alex dan Oscar juga terus
dilakukan hingga suatu hari Alex mengajak Oscar ke rumahnya bertemu keluarganya
pada hari libur. Oscar sepakat berhubung dirinya tidak ada kegiatan di kos.
Mereka berdua kemudian
pergi ke rumah Alex, dalam perjalanan melewati jalan setapak mereka pun
berbincang-bincang
“Ade ko rumah ada
anjing jahat k tra?” Tanya Oscar
“ah sa rumah trada anjing
kaka, kalo wam (babi) boleh banyak” jawab Alex
“ko masak satu ekor
kaka e…” Canda Oscar
“ba justru itu sa mo
ajak kaka ke sa rumah, mama dong su rebus dari pagi pake tunggu kaka” Jawab
Oscar dengan serius.
Alex pun kaget
mendengar jawaban Oscar, namun dirinya mengira itu hanya candaan saja
“ba betul kah” Tanya Oscar
“iyo betul ini kax, sa
berhasil baca buku yang dulu kaka kasih jadi Bapa suruh bunuh wam satu ekor
kitong makan” jawab Alex sambil tersenyum.
“sio… mantap skali,
kitong makan enak skalian nanti ko cerita isi buku itu kaka dengar e..” kata
Oscar
“siiip kaka” jawab Alex
sambil mereka terus berjalan
Mereka berdua akhirnya
tiba dirumah Alex, tampak mereka berdua sudah ditunggu di rumah oleh Bapa dan
Mama serta saudara-saudara Alex. Alex kemudian memperkenalkan Oscar kepada
mereka, suasana kekeluargaan sangat membuat Oscar nyaman seperti di rumahnya sendiri.
Mereka kemudian makan sambil bercerita hingga sore hari kemudian Oscar pamit
pulang ke kosnya.
aktifitas belajar
mengajar secara sederhana antara keduanya juga terus lakukan hingga Alex
diterima di sebuah formal untuk mulai belajar sebagai siswa, tetapi tetap sore
hari Alex akan datang ke Oscar untuk
terus belajar.
Hingga beberapa tahun
kemudian Oscar wisuda dan orang tuanya datang dari kampung halamannya, Alex
yang mengetahui hal itu kemudian datang bertemu Oscar untuk berterima kasih. Tidak
hanya itu saja tetapi juga menceritakan kebaikan Oscar kepada kedua orang
tuanya, hingga membuat kedua orang tuanya terkagum-kagum karena anaknya bukan
hanya datang untuk sekedar belajar di bangku kuliah, tetapi juga mengajar di
kosnya kepada Alex.
Setelah Alex bercerita
tentang Oscar kepada kedua orang tua Oscar, Alex langsung bertanya kepada
Oscar.
“Kaka, besok kaka su
brangkat to?” Tanya Oscar
Oscar langsung menjawab
“iyo ade, kaka Bapa
dong su belikan tiket kapal jadi”.
Alex langsung memegang
tangan Oscar dan berkata sambil menangis
“trima kasih kaka su ajar sa banyak hal”
Oscar tak dapat
membendung lagi airmatanya, mereka berduapun berpelukan sambil menangis.
Pagi hari Oscar pun
berpamitan kepada teman-teman kosnya untuk segera menuju ke pelabuhan, namun
saat mau naik taksi terdengar dari kejauhan suara teriakan
“Kaka Oscar tunggu….” Bunyi
teriakan itu
Oscar pun berbalik ke arah
suara teriakan itu dan ternyata itu adalah Alex dan beberapa saudaranya yang
sambil berlari sedang memikul sesuatu
Alex langsung
menghampiri Oscar dan saudara-saudaranya sambil berkata
“Ba kam kenapa lari..?”
Tanya Oscar
“ah ini kaka.. kitong
bawa ini kasih kaka sebagai kenang-kenangan” jawab Alex.
Tampak 2 buah noken
berukuran besar, berisi hasil bumi seperti petatas, keladi, buah labu,wortel,
kentang dan sayur kol.
Alex pu terkaget-kaget
atas pemberian Oscar, namun dirinya tidak berani menolak.
“ya ampun, banyak skali
ade..” kata Oscar sambil geleng-geleng kepala
“ah itu Mama deng Bapa
dong yang kasih, kalo yang ini sa yang kasih untuk kaka” jawab Alex sambil
memberikan anak seekor anak Babi kecil yang masih memerah
Oscar semakin kaget dan
heran, namun belum sempat dia berkata Alex sudah berbicara
“Wam (Babi) ini sa kas
nama Leos, singkatan kaka tong dua pu nama” kata Alex sambil tersenyum.
Oscar langsung memeluk
Alex sambil menangis dan berkata
“Kaka minta maaf tra
bisa kasih ko apa-apa ade” kata Oscar sambil menangis
“kaka Cuma bisa kasih
apa yang kaka su ajar itu saja” tambah Oscar
Mereka kemudian
bersalaman lalu berpisah, Oscar segera ke pelabuhan bersama dengan keluarganya
dan juga Leos anak babi pemberian Alex.
Alex juga pulang
kembali ke rumahnya, dirinya sekolah di pagi hari dan setelah pulang tetap
membantu orang tuanya untuk berkebun dan berternak.
Sangat menginspirasi ... semoga banyak anak Papua seperti Oscar dan Alex demi masa depan Papua 😊
ReplyDeleteArmando engaku punya, cerpen sangat Bagus yahh, salam #festivalpemuda2019
ReplyDelete#kepulauan Riau 🙏
Sangat terinspirasi dari cerita ini.
ReplyDelete