Skip to main content

Featured

Cerita Perjalanan: Sorong-Pomako (Bagian 1)

 120 JAM Berlayar Bersama Sabuk Nusantara 75 Rabu sore (28/8) usai berkunjung ke keluarga di pulau Doom, saya lalu mampir untuk makan es pisang ijo di belakang kantor PLN Kota Sorong. Kebetulan yang menjualnya adalah teman lama saya saat bekerja di Tambrauw, namanya Noritha Fentiana Murafer. Usai menyantap 2 porsi es pisang ijo saya langsung pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah, saya lalu membereskan barang-barang kedalam 2 ransel "teman hidup" saya. Kemudian makan dan mandi, setelah beres saya lalu berpamitan dan menuju ke pelabuhan menggunakan angkutan umum. Saat sampai di pelabuhan sekitar jam 7.30 malam, ternyata kapal belum masuk. Saya akan berlayar menggunakan KM. Sabuk Nusantara 75 dari Sorong ke Pomako (Mimika). Pelayaran ini memiliki rute Sorong-Yellu- Bula- Geser- Goram- Fakfak- Karas- Kaimana- Lobo- Pomako. Artinya kami akan menyinggahi 8 pemberhentian sebelum sampai ke pelabuhan tujuan saya. Setelah menunggu beberapa saat, tidak lama kemudian kapal pun sandar

KORUPSI = BENCANA



KORUPSI = BENCANA
Oleh: Armandho C. B. Rumpaidus


Apa itu Korupsi?
Korupsi, adalah suatu kegiatan yang bisa dikategorikan sebagai proses pencurian hak milik orang lain untuk Memperkaya diri sendiri. Korupsi juga dapat dikatakan sebagai suatu kejahatan sosial yang dapat menghancurkan atau merugikan orang lain dalam berbagai bentuk. Menurut Wikipedia Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.  Ini berarti korupsi adalah ‘penyakit’ mematikan bagi setiap individu maupun kelompok, saat ini banyak sekali terjadi kasus korupsi baik di tingkat nasional maupun daerah yang dilakukan oleh para pejabat yang sebenarnya tidak berpenghasilan rendah atau dengan kata lain orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin. Apakah Korupsi bersikap baik atau buruk? Ya, baik bagi sang koruptor. Sedangkan buruk bagi banyak orang.

Bahaya Korupsi
 Apa saja bahaya Korupsi? Ada 3 hal penting akibat berbahayanya Korupsi, yaitu:
1.   Bencana bagi pembangunan
     Pembangunan suatu daerah akan maju jika terdapat akuntabilitas laporan pertangunggjawaban kinerja yang baik dengan transparansi yang jelas, namun hal itu saja belum cukup menjamin pembangunan daerah. Mengapa? Karena dibutuhkan penyelenggaraan pemerintahan yang bebas dan bersih dari KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme). Jika didalam pemerintahan terdapat korupsi maka otomatis pasti menjadi BENCANA PEMBANGUNAN karena meskipun terdapat dana pembiayaan yang besarpun pembangunan tidak akan maksimal diakibatkan oleh adanya lubang yang bocor (seperti mengisi air ke tangki bocor yang tidak akan pernah terisi penuh) begitu pula dengan Pembangunan jika terdapat korupsi di dalam pemerintahannya dan sudah pasti yang akan menjadi korban adalah masyarakat kecil sehingga rakyat kecil semakin menderita diatas kebahagiaan para Koruptor yang mencuri dana yang seharusnya dipakai untuk mensejahterakan rakyat.

2.   Menciptakan Sistem DINASTI yang BOBROK
     Bahaya yang ke-dua ini sangat mengerikan dikarenakan biasanya dalam suatu pemerintahan yang terdapat Korupsi sudah pasti ada sub-sub sistem yang terhubung menjadi suatu sistem atau dengan kata lain terdapat pegawai-pegawai korup yang dikomandani oleh Koruptor utama yang memiliki jabatan tinggi atau kekuasaan yang lebih luas, sehingga mereka akan saling melindungi antara atasan dan bawahan dalam menjalankan ‘proyek Korupsi’ mereka dan akan sangat terstruktur dan rapi sehingga susah bagi dunia luar untuk mengendus keberadaan mereka. Paling parah lagi sang tokoh utama biasanya melindungi diri dengan memecat atau mengganti siapa saja yang tidak sepaham dengannya, hal ini dilakukan tentu saja untuk melindungi dirinya dan apabila sistemnya sudah sangat terstruktur maka sangat berbahaya karena bisa berlangsung lama dan kerugian Negara tentu saja akan sangat besar. Semakin kuat DINASTI yang BOBROK maka akan semakin hancur pula Negara ini.

3.   AGAMA MENJADI TEMPAT PERLINDUNGAN
     Bahaya yang ketiga ini mungkin bagi banyak orang kurang atau bahkan sama sekali tidak sepakat. Namun, ini adalah bahaya yang terjadi secara nyata pada masyarakat luas terutama masyarakat kecil. Seorang pejabat korup akan lebih sering membagi dan ‘menabung’ dan hasil korupsinya pada kegiatan-kegiatan keagamaan karena bagi politikus wadah agama merupakan lumbung suara terbesar begitu juga dengan Koruptor yang akan lebih merasa AGAMA benteng PERLINDUNGAN yang kokoh bahkan sangat sulit untuk rapuh. Fakta yang terjadipun sedemikian pada saat ini ketika ada seorang pejabat yang sangat rajin memberi bantuan pada kegiatan atau tokoh agama maka yang terjadi adalah mereka akan balik menyerang penegak hukum untuk membebaskan ‘SANG KORUPTOR’. Suatu realita yang terjadi dan berlangsung terus menerus seperti ini akan mengakibatkan individu-individu kehilangan moral dan etika yang menjadi awal mula perpecahan masyarakat hingga konflik yang sebenarnya di sutradarai oleh KORUPTOR tersebut. Bahaya ketiga ini lebih menekankan kepada kita bahwa tidak semua darmawan pejabat yang memberi bantuan kepada wadah agama merupakan bentuk jujur sumbangan pribadi untuk perkembangan agama tersebut, tetapi ada juga yang menjadikan agama sebagai TEMPAT PERLINDUNGAN.

Apa Penyebab Korupsi?
Kenapa sampai ada individu atau kelompok yang ingin melakukan tindakan Korupsi? Tentu saja ada banyak hal yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Namun penulis merangkumnya dalam 2 penyebab dasar yang sangat utama, yaitu:
1.      Faktor internal
            Factor internal lebih melihat spesifikasi latar belakang terjadinya korupsi karena keinginan yang muncul dalam diri sendiri. Banyak hal dasar pendorong factor internal seperti kurangnya Moral dan Etika yang baik sifat-sifat serakah dari dalam diri yang membuat adanya tindakan atau niat korupsi.

2.      Faktor eksternal
            Berbeda dengan faktor internal yang lebih menitikberatkan pada suatu individu, faktor eksternal lebih mengarah kepada adanya niat yang muncul akibat dari pengaruh luar seperti masalah didalam keluarga atau ingin memperkaya diri. Lebih parah lagi jika memang dilakukan dalam bentuk kelompok karena faktor penyebabnya akan sangat besar untuk mendukung niat dan tindakan korupsi tanpa lagi memiliki rasa bersalah.

Dari ketiga bahaya diatas dan kedua penyebab diatas maka harus dilakukan PERLAWANAN kepada tindakan KORUPSI dalam bentuk apapun. Karena Korupsi merupakan bencana bagi seluruh lapisan masyarakat baik hari ini maupun hari esok, perlawanan terbaik adalah mendekatkan diri kepada Tuhan dan tegurlah Keluarga atau kenalan kita yang terlibat atau memiliki niat korupsi dan jelaskan bahaya Korupsinya.
INGAT LAWAN KORUPSI… LAWAN BENCANA….
JADILAH GENERASI ANTI KORUPSI Mulai saat ini,,,,

LAWAN KORUPSI


Comments

Popular Posts