KORUPSI
= BENCANA
Oleh:
Armandho C. B. Rumpaidus
Apa itu Korupsi?
Korupsi, adalah suatu kegiatan yang bisa
dikategorikan sebagai proses pencurian hak milik orang lain untuk Memperkaya
diri sendiri. Korupsi juga dapat dikatakan sebagai suatu kejahatan sosial yang
dapat menghancurkan atau merugikan orang lain dalam berbagai bentuk. Menurut
Wikipedia Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio
dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak. Ini
berarti korupsi adalah ‘penyakit’ mematikan bagi setiap individu maupun
kelompok, saat ini banyak sekali terjadi kasus korupsi baik di tingkat nasional
maupun daerah yang dilakukan oleh para pejabat yang sebenarnya tidak
berpenghasilan rendah atau dengan kata lain orang kaya semakin kaya dan orang
miskin semakin miskin. Apakah Korupsi bersikap baik atau buruk? Ya, baik bagi
sang koruptor. Sedangkan buruk bagi banyak orang.
Bahaya Korupsi
Apa
saja bahaya Korupsi? Ada 3 hal penting akibat berbahayanya Korupsi, yaitu:
1.
Bencana
bagi pembangunan
Pembangunan
suatu daerah akan maju jika terdapat akuntabilitas laporan pertangunggjawaban
kinerja yang baik dengan transparansi yang jelas, namun hal itu saja belum
cukup menjamin pembangunan daerah. Mengapa? Karena dibutuhkan penyelenggaraan
pemerintahan yang bebas dan bersih dari KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme).
Jika didalam pemerintahan terdapat korupsi maka otomatis pasti menjadi BENCANA
PEMBANGUNAN karena meskipun terdapat dana pembiayaan yang besarpun pembangunan
tidak akan maksimal diakibatkan oleh adanya lubang yang bocor (seperti mengisi
air ke tangki bocor yang tidak akan pernah terisi penuh) begitu pula dengan
Pembangunan jika terdapat korupsi di dalam pemerintahannya dan sudah pasti yang
akan menjadi korban adalah masyarakat kecil sehingga rakyat kecil semakin
menderita diatas kebahagiaan para Koruptor yang mencuri dana yang seharusnya
dipakai untuk mensejahterakan rakyat.
2.
Menciptakan
Sistem DINASTI yang BOBROK
Bahaya
yang ke-dua ini sangat mengerikan dikarenakan biasanya dalam suatu pemerintahan
yang terdapat Korupsi sudah pasti ada sub-sub sistem yang terhubung menjadi
suatu sistem atau dengan kata lain terdapat pegawai-pegawai korup yang
dikomandani oleh Koruptor utama yang memiliki jabatan tinggi atau kekuasaan
yang lebih luas, sehingga mereka akan saling melindungi antara atasan dan
bawahan dalam menjalankan ‘proyek Korupsi’ mereka dan akan sangat terstruktur
dan rapi sehingga susah bagi dunia luar untuk mengendus keberadaan mereka.
Paling parah lagi sang tokoh utama biasanya melindungi diri dengan memecat atau
mengganti siapa saja yang tidak sepaham dengannya, hal ini dilakukan tentu saja
untuk melindungi dirinya dan apabila sistemnya sudah sangat terstruktur maka
sangat berbahaya karena bisa berlangsung lama dan kerugian Negara tentu saja
akan sangat besar. Semakin kuat DINASTI yang BOBROK maka akan semakin hancur
pula Negara ini.
3.
AGAMA
MENJADI TEMPAT PERLINDUNGAN
Bahaya
yang ketiga ini mungkin bagi banyak orang kurang atau bahkan sama sekali tidak
sepakat. Namun, ini adalah bahaya yang terjadi secara nyata pada masyarakat
luas terutama masyarakat kecil. Seorang pejabat korup akan lebih sering membagi
dan ‘menabung’ dan hasil korupsinya pada kegiatan-kegiatan keagamaan karena
bagi politikus wadah agama merupakan lumbung suara terbesar begitu juga dengan
Koruptor yang akan lebih merasa AGAMA benteng PERLINDUNGAN yang kokoh bahkan
sangat sulit untuk rapuh. Fakta yang terjadipun sedemikian pada saat ini ketika
ada seorang pejabat yang sangat rajin memberi bantuan pada kegiatan atau tokoh
agama maka yang terjadi adalah mereka akan balik menyerang penegak hukum untuk
membebaskan ‘SANG KORUPTOR’. Suatu realita yang terjadi dan berlangsung terus
menerus seperti ini akan mengakibatkan individu-individu kehilangan moral dan
etika yang menjadi awal mula perpecahan masyarakat hingga konflik yang
sebenarnya di sutradarai oleh KORUPTOR tersebut. Bahaya ketiga ini lebih
menekankan kepada kita bahwa tidak semua darmawan pejabat yang memberi bantuan
kepada wadah agama merupakan bentuk jujur sumbangan pribadi untuk perkembangan
agama tersebut, tetapi ada juga yang menjadikan agama sebagai TEMPAT
PERLINDUNGAN.
Apa Penyebab Korupsi?
Kenapa sampai ada individu atau kelompok yang
ingin melakukan tindakan Korupsi? Tentu saja ada banyak hal yang
melatarbelakangi tindakan tersebut. Namun penulis merangkumnya dalam 2 penyebab
dasar yang sangat utama, yaitu:
1.
Faktor
internal
Factor
internal lebih melihat spesifikasi latar belakang terjadinya korupsi karena
keinginan yang muncul dalam diri sendiri. Banyak hal dasar pendorong factor
internal seperti kurangnya Moral dan Etika yang baik sifat-sifat serakah dari
dalam diri yang membuat adanya tindakan atau niat korupsi.
2.
Faktor
eksternal
Berbeda
dengan faktor internal yang lebih menitikberatkan pada suatu individu, faktor
eksternal lebih mengarah kepada adanya niat yang muncul akibat dari pengaruh
luar seperti masalah didalam keluarga atau ingin memperkaya diri. Lebih parah
lagi jika memang dilakukan dalam bentuk kelompok karena faktor penyebabnya akan
sangat besar untuk mendukung niat dan tindakan korupsi tanpa lagi memiliki rasa
bersalah.
Dari ketiga bahaya diatas dan kedua penyebab
diatas maka harus dilakukan PERLAWANAN kepada tindakan KORUPSI dalam bentuk
apapun. Karena Korupsi merupakan bencana bagi seluruh lapisan masyarakat baik
hari ini maupun hari esok, perlawanan terbaik adalah mendekatkan diri kepada
Tuhan dan tegurlah Keluarga atau kenalan kita yang terlibat atau memiliki niat
korupsi dan jelaskan bahaya Korupsinya.
INGAT LAWAN KORUPSI… LAWAN BENCANA….
JADILAH GENERASI ANTI KORUPSI Mulai saat
ini,,,,
LAWAN KORUPSI
Comments
Post a Comment