Skip to main content

Featured

41 Hari (Puisi)

41 HARI Kaimana... Orang mengenalnya sebagai kota senja.. Tapi bagiku, kota penuh sejarah... Dengan beribu kisah Bagaikan uniknya kolam sisir Begitupula eksentriknya tanah air Inilah cinta yang Fitri Sebagai harapan adanya Gentrifikasi Indahnya Namatota bagai Bagaskara... Begitu eloknya Triton nan Baswara Harapan rakyat jelampah Lara muak Sadrah  Sanubariku terus dirundung  Bagaimana harapan temaram Tetapi weharima di kampung-kampung Terus dijaga tanda tak karam Pesona Kiruru menuju Bamana  Terus menerus hadir di isi kepala Kehidupan di Lakahia  Serta Omba Nariki jadi saksi hari bahagia Murano, Lumira dan Nanggaromi terus menanjak Pertanda raga tak sampai puncak Indurasmi menemani malam di Mai-mai Serta Kamaka dengan Swastamita yang permai Tak Lupa kisah Kayu merah penuh toleransi  Genggam erat cinta di kaki gunung Emansiri Inilah kehidupan di tanah Nugini Kisah tentang 41 hari... Adrenalin berpacu di Tanjung Nabima Tentang rasa dan asa Untuk semua orang baik Tu...

Bertemu Jokowi

Kedewasaan sebuah bangsa tidak hanya terlihat dari bagaimana mereka menghargai adanya perbedaan pendapat. Namun lebih dari itu adalah sejauh mana mereka mampu mencari solusi dari setiap permasalahan yang terkait dengan perbedaan tersebut, sesuai dengan aturan-aturan dan kaidah yang berlaku. (Bambang Pamungkas)

Suatu kebanggaan bisa bertemu langsung dengan Presiden Indonesia ke-7 Ir.H.Joko Widodo di Istana Negara Bogor, Jawa Barat pada Senin,12 November 2018.

Bersama 99 pemuda Millennial lainnya yang saat itu bangga bertemu Presiden, namun 10 tahun mendatang kami bisa saja akan berada di posisi sang Presiden.

Lebih membanggakan lagi adalah bisa melihat foto Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Ibu Mega hingga SBY dan Jokowi lalu seorang anggota Paspamres menepuk pundak saya dan berkata "suatu saat fotomu pasti terpajang disana juga (menjadi Presiden)" ya, saat foto bersama saya berdiri paling belakang sambil mengangkat kepalan tangan kanan. Karena itu yang dahulu sering Bung Karno lakukan.

Suatu kebanggaan bisa bertemu 99 pemuda lainnya dari seluruh Indonesia dengan berbagai macam perbedaan namun kita mencari solusi agar dapat hidup bersama dalam damai.

Pagi itu (Senin, 12 November 2018) jam 3 pagi telepon di kamar hotel Aryaduta, Jakarta berbunyi membangunkan saya. Teman kamar saya Adi dari Kalimantan Utara memang tidak nginap di kamar saya, dia lebih memilih nongkrong di kamar teman lainnya, bunyi telepon ditengah mimpiku membuat saya sontak kaget bangun, rupanya itu panggilan dari resepsionis hotel untuk memberitahu bahwa sarapan sudah tersedia. sayapun segera bangun untuk berdoa lalu menuju ke kamar mandi.

setelah siap, saya turun ke ruang makan untuk sarapan lalu setelah itu bersama-sama teman-teman kelompok 7 menaiki bus 02 untuk pergi ke istana Bogor, ini pengalaman pertama saya ke Bogor.

perjalanan ditempuh sekitar 2 jam dari hotel hingga menuju ke istana, setelah melewati pintu masuk kebun raya Bogor bus berhenti dan kami turun, semua HP ditinggalkan dalam bus lalu kami satu persatu diperiksa di pos pemeriksaan oleh pasukan pengamanan untuk selanjutnya masuk menuju istana, sesampai di teras istana kami disuguhkan dengan aneka makanan khas Indonesia untuk sarapan. Sayapun mengambil 2 buah jagung rebus untuk dimakan, setelah itu saya bersama beberapa teman berjalan menuju ruangan pertemuan.

Sampai di ruangan pertemuan saya duduk di baris ke-lima bersama teman-teman kelompok 7 lainnya, setelah itu kami menunggu sekitar 20 menit lalu hadirin dimohon berdiri dan Presiden Indonesia Ir. Joko Widodo memasuki ruangan. Saya dapat dapat melihat beliau secara langsung dalam satu ruangan, setelah beberapa agenda dilaksanakan beliau menyampaikan pidato. Saat beliau menyampaikan pidato saya sempat tertidur dalam ruangan, jujur saat itu saya sangat mengantuk karena harus bangun jam 3 subuh. 

Setelah selesai beliau lalu berjalan melewati barisan bagian tengah dan bersalam-salaman dengan para peserta, saya juga bersalaman dengan orang nomor 1 di Indonesia itu, setelah itu kami diajak foto bersama di anak tangga dengan 3 pose atau gaya. pertama, gaya formal. kedua, gaya bebas dan terakhir sambil berjalan kedepan. 


Suatu kebanggaan dapat berkunjung ke istana Bogor, bagi saya itu adalah kunjungan Multilateral dari berbagai perwakilan suku bangsa ke seorang Pemimpin negara.

Comments

Popular Posts