CERITA PERJALANAN : SORONG-POMAKO (Bagian ke-2)
Dari Misool (Yelu) ke Seram (Bula)
Saya lalu kaget bangun jam 5.45 pagi hari (29/8), rupanya kapal sudah berada di depan Yellu. Hanya saja belum ada perahu yang kelaut karena masih sangat pagi. Bapak Hasan sudah bangun, beliau kemudian menawarkan saya pisang Nona dan kacang goreng serta sebotol air, sayapun menerima sarapan gratis tersebut. Sembari bercerita, saya agak terkesima dengan dialek khas Bapak Hasan serta para penumpang yang akan turun di Yellu.
Bapak Hasan kemudian memberitahu saya bahwa penumpang di tempat tidur sana juga akan turun di Yellu sambil menunjukkan jarinya, beliau kemudian menyapa mereka dengan bahasa yang saya sendiri tidak paham. Tidak beberapa lama beliau menyampaikan untuk menaruh ransel saya di 2 kasur untuk menandai tempat tersebut. Sayapun menurutinya dan menaruh kedua ransel saya. Bapak Hasan kemudian berpamitan dan naik tangga menuju dek 2, saya yang penasaran dengan Yellu kemudian naik ke atas dan melihat kampung Yellu. Tampak rumah berlabuh bersusun dan ada masjid, cuaca pagi hari ini kurang bersahabat karena hujan. Sekitar 15 menit diluar, saya memutuskan turun dan berbaring saja.
Setelah tertidur sekitar 2 jam, saya lalu bangun dan naik keatas. Saya sendiri tidur di dek 1, sehingga harus naik ke dek 4 untuk melihat keluar. Tampak di Sebelah Utara Pulau Misool yang perlahan mulai menjauh, di sisi Timur tampak tanah besar Pulau Papua dan di sisi barat dari kejauhan Pulau Seram di Maluku.
Setelah 1 jam menikmati angin laut, saya putuskan turun untuk tidur lagi. Di dek 1 sendiri cukup dingin, hal ini karena AC kapal sabuk Nusantara 75 yang beroperasi dengan baik. Sehingga saya akhirnya terlelap lagi sampai jam 6 sore baru terbangun. Kapal sudah mau sandar di pelabuhan Bula. Bula merupakan suatu kecamatan sekaligus ibukota kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.
Jam 18.45 malam kapal pun sandar dan penumpang mulai turun dari kapal, saya juga turun untuk beli makan. Tampak penumpang cukup banyak, mengingatkan saya dengan masa kecil saat mau berangkat di malam hari. Setelah mendengar pengumuman bahwa kapal akan diberangkatkan kembali pada jam 23.59 malam, saya lalu berjalan menuju ke area warung-warung. Setelah berjalan sekitar 10 menit saya sampai di deretan warung. Tampak banyak penumpang lanjutan sedang turun untuk makan. Saya memutuskan untuk makan 2 porsi nasi kuning seharga Rp10.000 Sehingga totalnya Rp20. 000,-. Saya lalu membungkus 1 porsi lagi untuk makan saat di kapal. Maklum perut sudah kosong setelah terakhir makan nasi semalam lalu di Kota Sorong. Setelah selesai makan, Saya baru tahu kalau ternyata di warung tersebut juga menjual bakso, tetapi karena perut sudah kenyang. Saya memutuskan untuk berjalan kembali ke kapal berbekal seporsi nasi kuning tambahan, tampak baru jam 9 malam. Saya memutuskan untuk duduk di pinggiran dermaga pelabuhan Bula menyaksikan para TKBM memuat hasil pertanian yang dimuat oleh truk-truk. Tampak banyak sekali peti kemas yang dinaikkan ke kapal, rupanya Bula adalah salah satu penyuplai hasil pertanian seperti Tomat, Rica hingga buah semangka untuk dikirimkan ke Fakfak, Kaimana hingga Timika.
Jam 23.30 setelah duduk menyaksikan kegiatan di pelabuhan, saya memutuskan untuk naik masuk ke dalam kapal. Tampak di dek 1 sudah dipenuhi dengan peti-peti berisikan tomat berwarna hijau dan kuning. Tak beberapa lama saya langsung tertidur.
Catatan Pengeluaran Hari ke-2
Beli 2 bungkus nasi kuning = 20 K
Air minum diambil dari warung diisi dalam Tumbler.






Comments
Post a Comment