Skip to main content

Featured

41 Hari (Puisi)

41 HARI Kaimana... Orang mengenalnya sebagai kota senja.. Tapi bagiku, kota penuh sejarah... Dengan beribu kisah Bagaikan uniknya kolam sisir Begitupula eksentriknya tanah air Inilah cinta yang Fitri Sebagai harapan adanya Gentrifikasi Indahnya Namatota bagai Bagaskara... Begitu eloknya Triton nan Baswara Harapan rakyat jelampah Lara muak Sadrah  Sanubariku terus dirundung  Bagaimana harapan temaram Tetapi weharima di kampung-kampung Terus dijaga tanda tak karam Pesona Kiruru menuju Bamana  Terus menerus hadir di isi kepala Kehidupan di Lakahia  Serta Omba Nariki jadi saksi hari bahagia Murano, Lumira dan Nanggaromi terus menanjak Pertanda raga tak sampai puncak Indurasmi menemani malam di Mai-mai Serta Kamaka dengan Swastamita yang permai Tak Lupa kisah Kayu merah penuh toleransi  Genggam erat cinta di kaki gunung Emansiri Inilah kehidupan di tanah Nugini Kisah tentang 41 hari... Adrenalin berpacu di Tanjung Nabima Tentang rasa dan asa Untuk semua orang baik Tu...

NONA PENDETA (Puisi)

 




Nona Pendeta


Lonceng gereja berbunyi

Pertanda ibadah hari minggu kan segera dimulai

Rombongan jemaat berjalan menuju gedung gereja

Bangku-bangku mulai di isi jiwa-jiwa 


Nyanyian pembuka yang khidmat mengiringi

Sang Pelayan berjalan menaiki mimbar dengan rapi

Dari atas altar wajahnya begitu mempesona

Serta suaranya yang tegas berwibawa


Waktu terus berlalu, hari silih berganti

Aku kira itu hanya kebetulan, ternyata aku telah jatuh hati

Kepadanya sang Hamba Allah yang jelita

Si Nona Pendeta


Aku terperangkap dalam rasa cinta

Aku berharap ini bukanlah suatu dosa

Karena yang selalu kupanjatkan adalah Doa

Pada-Nya ku berseru agar bersamamu di sepanjang usia


Rasa yang tulus dari dalam sanubari

Mempersuntingmu itulah yang ku imani

Menghabiskan hidup di tanahku tercinta Nugini

Nona Pendeta…. Siapkah engkau menjadi mempelai?


Saukorem, 10 Oktober 2022

Comments

Popular Posts