Skip to main content

Featured

Catatan Carlyno #1

  Mereka yang memiliki otoritas sengaja memelihara konflik dan membuat orang Papua dengan orang Papua sendiri saling membunuh, saling membenci, saling mendengki. Orang Papua tidak dipunahkan secara eksternal tetapi juga internal, pembiaran ini akan berdampak sampai dimana konflik antar sesama orang Papua. Lalu mereka yang menciptakan dan memelihara konflik akan dengan santainya menjual isu ke dunia luar bahwa mereka hadir sebagai pembawa kedamaian. Orang-orang tidak akan lagi melihat akar konflik, tidak akan lagi menarik benang merah konflik. Tetapi akan langsung mengambil sebuah kesimpulan, tentang tragedi berdarah yang tercipta tanpa penyelesaian yang terarah ke perdamaian. Andholyno

TANAH DAMAI YANG BERDARAH

 



"Tanah Damai yang berdarah"


Saat kegelapan menyelimuti tanah Nugini,

ketika moyang kami masih berburu budak.

Hadirlah sebuah misi yang suci, sebagai awal peradaban di negeri tak bertuan.


Jauh dari Barat dengan berlayar, mendatangi negeri di timur yang konon manusianya masih penuh dengan kegelapan, tanpa ragu mereka membuka tirai cahaya terang kasih Allah.


Ottow dan Geissler sebagai pembuka jalan, Van Hasselt Senior dan Junior, FC Kamma serta Izaak Samuel Kijne dan para Zending lainnya yang melanjutkan perjalanan berbagi kabar baik dan mendidik orang Papua sejak tahun 1855 lalu hingga kini sudah mulai nampak hasilnya. 


Pendidikan berpola asrama, pendekatan antropologi hingga pelatihan oleh para Misionaris kepada orang-orang asli Papua begitu teringat sebagai kenangan manis yang sulit untuk dilupakan. 


Slogan Papua tanah Damai begitu bergelora di seluruh penjuru negeri Cenderawasih, namun damai itu rasanya hanya slogan di tanah yang masih bercucuran darah ini.


Nyanyian Seruling Emas yang sempat dilarang beredar hingga Hamba Tuhan yang dibunuh dalam kandang babi menjadi cerita tersendiri di tanah yang penuh emas.


Disamping gedung gereja yang mewah, terdapat bangunan sekolah yang kumuh dan guru yang minim. Masih ada juga saat euforia perayaan injil itu hadir di seantero tanah ini, sekelompok rakyat harus mengungsi dari rumah mereka akibat konflik.


Inilah kisah di tanah Damai yang
berdarah. Dahulu dibuka oleh misionaris dengan injil, namun sayang kini dipenuhi bedil.


Andholyno

Schouten Eilanden, 05-02-2022

Comments

Popular Posts