INDEPENDENSI AKTIVIS DAN PERGERAKAN MAHASISWA
OLEH: SEPTI MEIDODGA
Mahasiswa
merupakan sebuah kelompok yang menjadi bagian dari masyarakat. Secara
alami mahasiswa telah menyandang sebuah gelar kultural yang mengandung
tanggung jawab terhadap kemaslahatan masyarakat. Namun tidak semua
mahasiswa menyadari tanggung jawab ini. Mereka yang menyadari tanggung
jawab tersebut biasanya para aktivis-aktivis kampus yang bergerak
melalui organisasi pergerakan mahasiswa.
Organisasi pergerakan
mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini yaitu BEM (Badan Eksekutif
Mahassiswa) dan DEMA (Dewan Mahasiswa). Kedua nama organisasi tersebut
bisa berbeda pada beberapa perguruan tinggi, namun secara organisasi
mempunyai tugas dan fungsi yang sama.
DEMA merupakan organisasi
pembuat kebijakan dan penampung aspirasi dari mahasiswa. Sedangkan BEM
merupakan organisasi eksekutor atau pelaksana kebijakan-kebijakan yang
telah dibuat oleh DEMA. Kedua organisasi ini merupakan sebuah replika
dan gambaran dari sistem pemerintahan Indonesia. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa di Indonesia terdapat lembaga legislatif dan eksekutif
yang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing. DEMA merupakan lembaga
legislatif, sedangkan BEM merupakan lembaga eksekutif.
Hakikat Aktivis dan Organisasi Pergerakan Mahasiswa
Organisasi pergerakan mahasiswa mempunyai perbedaan yang sangat
mendasar dengan komunitas mahasiswa dan unit kegiatan mahasiswa yang
bergerak di bidang minat dan bakat. Perbedaan mendasar tersebut berupa
arah pergerakan beserta kepentingannya. Akan menjadi sebuah hal yang
tidak sewajarnya jika organisasi pergerakan mahasiswa ini tidak mampu
berpikir secara kritis dan intelek terhadap permasalahan negara.
Organisasi pergerakan mahasiswa memang identik dengan pemikiran serta
tindakan yang cerdas dan revolusioner. Kesannya memang “sok-sokan”,
mahasiswa yang tak lain dan tak bukan merupakan bagian dari masyarakat
mencoba untuk berpusing-pusing ria memikirkan kemaslahatan masyarakat.
Tetapi memang itu kodrat mahasiswa, apalagi para aktivis-aktivis yang
sering menjadi karat di kampus sehingga tak kunjung lulus.
Kesadaran dan tindakan dari aktivis dan organisasi pergerakan akan
menimbulkan kesan sok-sokan dari mahasiswa pada umumnya. Namun hal ini
akan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan mahasiswa yang hanya bisa
mengeluh dan tidak tahu harus berbuat apa?
Secara naluri tidak
menyepakati apa yang terjadi di lingkungan dan negaranya. Setidaknya
aktivis akan mempunyai wadah untuk menampung keluhan-keluhan mereka di
dalam organisasi pergerakan. Selain itu mereka juga mampu mengolahnya
serta mengambil sikap dan tindakan yang lebih berkelas.
Jika
memikirkan kemaslahatan masyarakat Indonesia serta permasalahan yang
terjadi di Indonesia dianggap terlalu muluk-muluk, maka ada sebuah ranah
yang lebih tepat bagi aktivis dan organisasi pergerakan mahasiswa.
Memang tidak seluas ranah sebelumnya, karena ranah ini hanya melingkupi
wilayah di dalam kampus.
Sehingga aktivis dan organisasi
pergerakan mahasiswa akan mengkaji dan mengkritisi kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan oleh rektorat dan dekanat. Tidak hanya itu, mereka juga
mempunyai tanggung jawab terhadap kemaslahatan warga kampus. Misalnya
memberikan advokasi bagi mahasiswa yang berhak mendapatkan asuransi
kesehatan.
Harus Independen
Setelah mengetahui hakikat
aktivis dan organisasi pergerakan mahasiswa, dapat ditarik kesimpulan
bahwa mereka harus independen. Indepensi ini sangat diperlukan untuk
mempertahankan objektifitas pemikiran dan tindakan mereka. Jika mereka
tak lagi mengkritisi pihak rektorat dan dekanat maka dapat dikatakan
bahwa mereka telah menyalahi hakikat. Mereka tidak patut jika hanya diam
dan mengiyakan apapun perintah dekanat dan rektorat.
Jika
aktivis dan organisasi pergerakan hanya menuruti kemauan rektorat dan
dekanat maka sama saja dengan perbudakan. Perbudakan ini dilakukan oleh
pihak rektorat dan dekanat terhadap aktivis dan organisasi pergerakan
mahasiswa untuk mencapai kepentingan-kepntingan mereka.
Perbudakan ini bisa saja berlangsung tanpa mereka sadari. Maka dari itu
aktivis dan organisasi pergerakan mahasiswa harus mempunyai indepensi,
sehingga objektifitas, kekritisan dan intelketualitas pemikiran dan
tindakan mereka tetap terjaga. Semua ini tentu akan berdampak pada
kemaslahatan masyarakat, setidaknya masyarakat kampus.
Hal tersebut menjadi pencerahan untuk aktivis dan organinasi di Tanah Papua
Penulis merupakan aktivis pemuda asal Mnukwar
Sejatinya mahasiswa harus independen sehingga pergerakannya murni untuk bangsa, Hidup Mahasiswa,.....
ReplyDeleteInfo berita cpns
Sejatinya Mahasiswa kembali lg ke setiap pribadinya dan membuat komitmen agar menjadi pribadi yg independen, sehingga pergerakannya bisa bersama² mnjkan bangsa dan Mahasiswa yg hidup.
ReplyDelete