Skip to main content

Featured

41 Hari (Puisi)

41 HARI Kaimana... Orang mengenalnya sebagai kota senja.. Tapi bagiku, kota penuh sejarah... Dengan beribu kisah Bagaikan uniknya kolam sisir Begitupula eksentriknya tanah air Inilah cinta yang Fitri Sebagai harapan adanya Gentrifikasi Indahnya Namatota bagai Bagaskara... Begitu eloknya Triton nan Baswara Harapan rakyat jelampah Lara muak Sadrah  Sanubariku terus dirundung  Bagaimana harapan temaram Tetapi weharima di kampung-kampung Terus dijaga tanda tak karam Pesona Kiruru menuju Bamana  Terus menerus hadir di isi kepala Kehidupan di Lakahia  Serta Omba Nariki jadi saksi hari bahagia Murano, Lumira dan Nanggaromi terus menanjak Pertanda raga tak sampai puncak Indurasmi menemani malam di Mai-mai Serta Kamaka dengan Swastamita yang permai Tak Lupa kisah Kayu merah penuh toleransi  Genggam erat cinta di kaki gunung Emansiri Inilah kehidupan di tanah Nugini Kisah tentang 41 hari... Adrenalin berpacu di Tanjung Nabima Tentang rasa dan asa Untuk semua orang baik Tu...

MAMA

MAMA-MAMA PAPUA

Tak ada Kata yang bisa lukiskan... Perjuangan kalian...!!!!!
Di saat panas dan hujan...
Kalian Tetap Bertahan...!!!!

Kalian tetap kuat meskipun penuh diskriminasi...
Dipasar-pasar kalian tak mendapat lapak, tapi kalian tetap berjualan dengan kasih...
Kalian tak pernah berteriak dimana hak kami...???
Padahal kalian yang berjuang agar Papua tetap memiliki Generasi...

Dipinggiran Jalan...
Beralaskan Karung dan Koran...
Menjual bahan makanan...
Agar bisa menjamin kehidupan...

Mama-mama Papua...
Memberi Kehidupan Untuk Anak Papua..
Mama-mama Papua...
Berjuang dengan kasih untuk Semua...

Sampai kapan Mama-mama Papua tetap seperti ini...???
Hanya waktu yang bisa menjawab...
Sampai Kapan Rahim Generasi Papua seperti ini...???
Hanya Tuhan yang bisa menjawab....

KAMPWOLKER, 10 Oktober 2017
Penggalan syair untuk Mama-mama Papua
Armandho C.B Rumpaidus

Comments

Popular Posts